abelmuh.blogspot.com

Jumat, 19 Desember 2014

Kebahagian itu adalah Ilmu

Aku sekarang merantau menuntut ilmu ke Universitas ternama di kota Bandung. Berasal dari kota kecil di provinsi Sumatera Barat. Sudah berada di semester 5 dengan jurusan yang ada di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.

Kira-kira setahun yang lalu aku masuk ke sebuah UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) yang mempunyai esensi penalaran dan di sini masih kental dengan budaya Minangkabau yaitu musyawarah dalam setiap pengambilan keputusan dan hal-hal lain yang menyangkut organisasi ini.

Berawal dari aku mulai mengikuti pelatihan organisasi dari UKM ini, membuatku paham bahwa pentingnya skill dalam kehidupan di dunia kerja nanti. Disini hidupku mulai berubah, yang membuatku menjadi selalu berpikir dalam melakukan sebuah kegiatan.

Berjalannya waktu, mulailah pemilihan ketua pelaksana sebuah kegiatan. Yang menjadi panitianya adalah teman-teman angkatanku di dalam organisasi ini. Aku dan beberapa temanku mencalonkan diri untuk menjadi ketua pelaksana dan pemilihan ini dilakukan dengan musyawarah yang begitu lama waktunya.

Sehingga terpilihlah ketua pelaksana, dan itu adalah temanku. Kesedihan mulai merasuki kedalam pikiranku, karena aku ingin sekali menjadi pemimpin dalam pelaksanaan kegiatan ini. Entah apa yang merasukiku, setiap dalam rapat yang diadakan aku selalu menjadi orang yang oposisi (orang yang tidak setuju ) di dalam rapat. Sistem dalam rapatnya adalah musyawarah, sehingga aku sering membuat kekacauan dalam rapat, yang membuat teman-temanku benci terhadap kelakuanku.

Memang benar-benar membuatku kesal dan sedih. Aku mulai di benci sama teman-temanku, karena membuat rapat yang kita lakukan lama dan berbeda pandangan terus terhadap mereka sehingga dalam kehidupan sehari-hari aku dikucilkan. Ada yang membuatku bertahan, ini adalah sebuah pelajaran yang harus aku lalui. Ilmu dan wawasan akan menjadi lebih banyak ketika kita dalam permasalahan yang kita hadapi.

Dalam musyawarah semua keputusan harus disetujui oleh semua anggotanya, walaupun ada satu orang yang tidak setuju maka tetap tidak bisa  di sepakati karena itu harus ada penjelasan yang bisa diterima oleh pihak yang tidak setuju tersebut. Ada satu hal lagi, yaitu orang yang belajar organisasi harus paham bahwa ketika terjadinya forum ataupun rapat, ya harus diselesaikan dalam rapat dan tidak boleh dibawa keluar dari forum tersebut.

Ingin sekali rasanya aku ngomong kepada teman-temanku bahwa meraka "bodoh". Ingat kembali ketika dalam pelatihan organisasi yang aku ikuti dan senior bilang bahwa ini adalah proses pembelajaran. Teringat itu semua, aku sadar bahwa teman-temanku masih belum dewasa dalam menyikapinya, dan belum paham dalam berorganisasi yang bersistem seperti ini.

Dalam pikiranku berkata " Apakah harus menjadi guru atau pemimpin? sehingga teman-temanku menjadi pintar dan paham akan yang dilakukannya ". aku mencari jawaban-jawaban itu semua, sehingga akhirnya aku paham bahwa hidup tidak harus menjadi orang pintar ataupun pemimpin, tetapi sedikitpun ilmu yang kita miliki dapat kita berikan kepada orang lain dengan baik maka kita sudah menjadi orang yang terbaik tersebut.

Aku mencoba mendekat, dan mulai bergaul dengan teman-temanku. Memang susah, karena aku masih dianggap orang yang keras kepala dan sok pintar. Dalam keseharianku pun, mencoba untuk menjadi lebih baik. Menunjukkan bahwa di forum, ya itu d forum dan di lingkungan keseharian ya, dilingkungan keseharian. Memeberikan pemahaman dan menunjukan keinginan ingin menjadi lebih baik, membuat teman-temanku sadar sedikit demi sedikit.

Kesedihan dan kegundahanku mulai hilang ketika kegiatan yang kita lewati dapat terselesaikan dengan baik. Aku sangat bahagia ketika teman-temanku ada yang senang, bahagia dan menangis karena melihat proses yang kita lewati dengan rapat yang berbeda pendapat yang membuat kesal dan dengan waktu yang lama untuk menyepakati sebuah keputusan.

Duduk sendiri dan hanya melihat teman-temanku dengan suka cita dalam menyelesaikan kegiatan yang kita lakukan. Kagetnya diriku, ketika senior dan salah satu seorang temanku mengagetkanku dari belakang. "Selamat acaranya terlaksana dengan baik, dan selamat kamu telah membuat teman-temanmu menangis" ujar seniorku. Dengan bisikan temanku bilang "Teman-temanmu masih malu untuk mengucapkan selamat dan terima kasih karena masih pada gengsi ". Mereka pergi berjalan menjauhiku dan membuatku bingung bisu terdiam dan bertanya-tanya, apa maksud yang di bilang oleh mereka berdua tadi.

Beberapa bulan selanjutnya, ada kegitan lagi yang dibuat oleh organisasi ini. Aku ragu dan bimbang untuk mencalonkan diri lagi untuk menjadi ketua karena sebagian teman-temanku masih diam dan kaku terhadapku. Masih diam dan tidak mencalonkan jadi ketua, tapi aku dicalonkan oleh seseorang temanku. Kaget, padahal aku tidak ingin membuat kesalahan lagi yang membuat teman-temanku benci terhadapku.

Tak kusadaridari beberapa calon kandidat ketua pelaksana, untuk kegiatan ini aku dipilih oleh teman-teman. Padahal teman-temanku masih kaku untuk berbicara denganku, kenapa mereka memilihku?

Berjalannya waktu aku paham, bahwa setiap orang dalam menjalankan sesuatu adalah sebuah proses, maka aku paham bahwa ini adalah proses pembelajaran. Sedikit ilmu yang kita miliki dapat dipahami oleh orang, kita sudah bisa memberi pembelajaran juga terhadap orang tersebut. Jadi, tidak harus menjadi guru atau pemimpin kalau kita ingin membuat orang disekitar dan lingkangan kita untuk pintar ataupun paham akan sesuatu tapi yang terpenting adalah niat untuk ilmu yang kita berikan.